BIOGRAFI
MYRA ESTRIN LEVINE
Myra Estrin
Levine (1920 – 1996) lahir di chicago, Illionis. Ia adalah anak tertua dari
tiga bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya
sering sekali sakit (mengalami masalah pada GI/ gastrointestinal) dan
memerlukan asuhan keperawatan. Levine lulus dari Bachelor Science of Nursing
(BSN) dari Universitas Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja
sebagai perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah, dan di
Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai
lembaga. Seperti di University of Illionis di Chicago dan Tel Aviv University
di Israel. Levine menulis 77 artikel yang dipublikaskan yang termasuk artikel
:An Introduction to Clicical Nursing” yang dipublikasikan berulang kali pada
tahun 1969, 1973 dan 1989. Ia jga menerima gelar doktor kehormatan dari Loyola
University pada tahun 1992. Myra Estrin levine akhirnya meninggal dunia pada
tahun1996.
Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus
untuk mengembangkan “teori keperawatan”, tetapi ingn menemukan cara untuk
mengajarkan konsep-konsep utama dalam Keperawatan Medikal bedah dan berusaha
untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah endekatan baru dalam kegiatan
keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek keperawatan pendidikan
yang menurutnya sangat prosedural dab kembali fokus pada pemecahan masalah
secara aktif dan perawatan pasien.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Biografi
Myra Estrin Levine (1920
– 1996) lahir di chicago, Illionis. Ia adalah anak tertua dari tiga bersaudara.
Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya sering sekali sakit
(mengalami masalah pada GI/ gastrointestinal) dan memerlukan asuhan
keperawatan. Levine lulus dari Bachelor Science of Nursing (BSN) dari
Universitas Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja sebagai
perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah, dan di Wayne
State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai lembaga.
Seperti di University of Illionis di Chicago dan Tel Aviv University di Israel.
Levine menulis 77 artikel yang dipublikaskan yang termasuk artikel :An
Introduction to Clicical Nursing” yang dipublikasikan berulang kali pada tahun
1969, 1973 dan 1989. Ia jga menerima gelar doktor kehormatan dari Loyola
University pada tahun 1992. Myra Estrin levine akhirnya meninggal dunia pada
tahun1996.
Levine pribadi
menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk mengembangkan “teori
keperawatan”, tetapi ingn menemukan cara untuk mengajarkan konsep-konsep utama
dalam Keperawatan Medikal bedah dan berusaha untuk mengajarkan siswa
keperawatan sebuah endekatan baru dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin
berpindah dari praktek keperawatan pendidikan yang menurutnya sangat prosedural
dab kembali fokus pada pemecahan masalah secara aktif dan perawatan pasien.
1.2.
Latar Belakang
Berikut
akan diberikan contoh teori dari Myra E. Levine. Yang mana Levine melihat
individu sebagai makhluk yang makhluk
utuh (holistik beings) yang memiliki kemampuan merespon secara organismik
sebagai upaya mengadaptasikan diri terhadap lingkungan. Menurut pandangannya,
intervensi keperawatan adalah bantuan terhadap klien secara holistik merupakan
pusat kegiatan keperawatan, mempercepat proses adaptasi yang turut berperan
dalam proses penyembuhan dan pemilihan kesehatan. Pada tahun 1973 ia mengatakan
4 prinsip konservasi (conseravation principles), yaitu :
a. Conservation
of energy,
b. Consevation
of structural integrity,
c. Conservation
of personal integrity dan
d. Conservation
of social inegrity
BAB
II
MODEL
KONSEP DAN TEORI LEVINE
Model konsep
Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintgrasi yang berinteraksi
dan beradaptasi terhadap lingkungannya, dan intervensi keperawatan suatu
aktifitas konservasi dan konservasi energi adalah bagian yang menjadi
pertimbangan kemudian sehat menurut Levine itu dilihat dari sudut pandang
keperawatan terdapat empat konservasi diantaranya energi klien, struktur
integritas, integritas personal dan integritas sosial, sehingga pendekatan
asuhan keperawatan ditujukan pada penggunaan sumber-sumber kekuatan klien
secara optimal, dan konservasi itu dilihat sebagai berikut.
2.1.
Model
Konservasi
Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwasanya konsep konservasi ini memiliki
empat buah konsep, yaitu :
2.1.1.
Konservasi
Energi
Individu
memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui energi secara konstan untuk
mempertahankan aktifitas hidup. Konservasi energi dapat digunakan dalam praktek
keperawatan.
2.1.2.
Konservasi
Integritas Struktur
Penyembuhan
adalah suatu proses pergantian dari integritas struktur. Seseorang harus membatasi jumlah jaringan
yang terlibat dengan penyakit melalui perubahan dan intervensi keperawatan.
2.1.3.
Konservasi
Intefritas Persona
Seorang perawat dapat
menghargai klien ketika klien dipanggil dengan namanya. Sikap menghargai
tersebutterjadi karena adanya proses nilai personal yang menyediakan privasi
selama prosedur keperwatan berlangsung.
2.1.4.
Konservasi
integritas
Kehidupan berarti
komunitas sosial dan kesehatan merupakan keadaan sosial yang telah ditentukan.
Oleh karena itu, perawat berperan menyediakan kebutuhan terhadap keluarga,
membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan interpersonal untuk
konservasi integritas sosial.
2.2.
Tiga
Konsep Utama Model Konservasi
Konsep
model konservasi juga terdiri dari beberapa bagian yaitu wholeness (Keutuhan), adaptasi, dan konservasi. Dan adapun
penjelasan dari ketiganya akan dijabarkan berikut ini.
2.2.1.
Wholeness (Keutuhan)
Erikson dalam
Levine (1973) menyatakan wholeness
sebagai sebuah sistem terbuka, “wholeness
emphasizes a sound, organic, progressive mutuality between diversed functions
and parts within an entirely, the boundaries of which are open and fluent. (Keutuhan
menekankan pada suara, organik, mutualitas progresif antara fungsi yang beragam
dan bagian-bagian dalam keselruhan, batas-batas yang terbuka)”. Levine
menyatakan bahwa “interaksi terus menerus-menerus dari organisme individu
dengan lingkungannya merupakan sistem yang ‘tebuka dan cair’, dan kondisi
kesehatan, keutuhan, terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan
lingkungan, memungkinkan kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi
kehidupan”. Kondisi dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal
dan eksternal menyediakan dasar untuk berfikir holistik, memandang secara
keseluruhan seorang individu.
2.2.2.
Adaptasi
Daptasi
merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan mempertahankan integritas
individu dalam menghadapi realitas lingkungan internal dan eksternal. Konervasi
adalah hasil dari adaptasi. Beberapa adaptasi dapat berhasil dan sebagian tak
berhasil.
Levine mengemukakan tiga
karakter adaptasi yaitu historis, spesifisiti dan redunancy. Levine menyatakan bahwa setiap individu mempunyai pola
respon tertentu untuk menjamin keberhasilan dalam aktifitas kehidupannya yang
menunjukan adaptasi historis dan spesifisiti. Selanjutnya pola adaptasi dapat
disembunyikan dalam kode genetik individu untuk menjamin adaptasi. Kehilangan
redunancy memilih apakah melalui trauma, umur, penyakit, atau kondisi
lingkungan yang membuat individu sulit mempertahankan hidup.
a.
Lingkungan
Levine
memandang setiap individu memiliki lingkungannya sendiri baik lingkungan
internal maupun lingkungan eksternal. Perawat dapat menghubungkan lingkungan
eksternal sebagai level persepsi, operasional dan konseptual. Level perseptual
melibatkan kemampuan menangkap dan menginterpretasikan dunia dengan organ
indera. Level operasional terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi
individu secara fisiologis meskipun mereka tidak dapat mempersesikannya secara
langsung, seperti mikroorganisme. Pada konseptual level, lingkungan dibentuk
dari budaya, dikarakteristikan dengan keberadaan spiritual, dan ditengah oleh
simbol bahasa, pikiran dan pengalaman.
b.
Respon
organisme
Respon organisme adalah kemampuan
individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya, yang bisa dibagi menjadi flight atau fight, respon inflamasi, respon terhadap stres dan kewaspadaan
persepsi.
Fight-flight
merupakan respon paling primitif dimana ancaman yang diterima individu auk
secara nyata ataupun tidak, merupakan merupakan respon terhadapa ketakutan
melalui menyerang atau menghindar hal ini bersifat reaksi yang tiba-tiba.
Respon yang disampaikan adalah kewaspadaan untuk mencari informasi untuk rasa
aman dan sejahtera.
Respon
peradangan atau inflamasi merupakan mekanisme pertahanan yang melindungi diri
dari lingkungan yang merusak, merupakan cara untuk menyembuhkan diri, respon
individu adalah menggunakan energi sitemik yang ada dalam dirinya untuk
membuang iritan atau patogen yang merugikan, untuk al ini sangat dibutuhkan
kontrol lingkungan.
Respon terhadap stres menghasilkan
respon defensif dalam bentuk perubahan yang tidak spesifik pada manusia,
perubahan struktural dan kehilangan energi untuk beradaptasi secara bertahap
terjadi sampai rasa lelah terjadi, dikarakteristikan dengan pengaruh yang
menyebaban pesien atau individu berespn terhadap pelayanan keperwatan.
Kewaspadaan perseptual, respon sensori
menghasilkan kesadaran persepsi, informasi dan pengalaman dalam hidup hnya
bermanfaat ketika diterima secara utuh oleh individu, semua pertukaran energi
terjadi dari individu ke lingkungan dan sebaliknya. Hasilnya adalah aktifitas
fisiologi atau tingkah laku. Respon ini sangat tergantung kepada kewaspadaan
perseptual individu, hanya terjadi sat individu menghadapi dunia (lingkungan)
baru disekitarnya dengan cara mencari dan mengumpulkan informasi dimana hal ini
bertujuan untuk mempertahankan keamanan dirinya.
2.2.3.
Trophicognosis
Levine
merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif untuk diagnosa keperawatan.
Ini merupakan metode ilmiah untuk menentukan sebuah penentuan rencana
keperawatan.
2.3.
Konservasi
Levine
mengurikan model konservasi sebagai inti atau dasar teorinya. Konservasi
menjelaskan suatu sistem yang kompleks yang mampu melanjutkan fungsi ketika
terjadi tentangan yang buruk. Dalam pengertian konservasi juga, bahwa individu
mampu untuk berkonfrontasi dan beradaptasi demi mempertahankan keunikan mereka.
BAB
III
KELEMAHAN
DAN KELEBIHAN TEORI
3.1.
Kelemahan Teori
Meskipun kelengkapan teori dan aplikasi teori Levine
luas, model ini bukan tanpa batasan. Sebagai contoh model konservasi levine
berfokus pada penyakit yang bertentangan dengan kesehatandemikian, intervensi
keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi penyajian individu. Oleh
karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine adalah berfokus
pada saat ini dan jangka pendek, dan tidak mendukung prinsip-prinsip promosi
dan pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen penting dari praktek
keperawatan saat ini. Dengan demikian, keterbatasan utama adalah fokus individu
dalam keadaan sakit dan pada ketergantungan pasien. Selanjutnya, perawat
memiliki tanggung jawab untuk menentukan kemampuan pasien untuk berartisipasi
dalam perawatan, dan jika persepsi perawat dan pasien tentang kemampuan pasien
untuk berpartisipasi dalam keperawatan tidak cocok, ketidakcocokan ini akan
menjadi daerah konflik.
Selain itu, ada beberapa keterbatasan ketika ke empat prinsip model konservasi diterapkan.
Pada konservasi energi, tujuan Levine adalah untuk
menghindari penggunaan energi yang berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur
dalam perawatan sakt samping tempat tidur klien. Dalam kasus dimana kebutuhan
energi untuk digunakan dari pada seperti pada pasien mania, ADHD (Attention-Defict Hyperactivity Disorder)
pada anak-anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori
Levine itu tidak berlaku.
Pda konservasi integritas struktural, fokusnya
adalah untuk melestarikan struktur anatomi. Ini sekali lagi memiliki keterbatasan.
Dalam kasus-kasus dimana struktur anatomis tidak begitu sempurna tapi tanpa
diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi plastik, prosedur
seperti perangkat tambahan patudara dan liposuctions, integritas struktural
seseorang dikompromikan tetapi pilihan pasien mencari kecantikan fisik dan
epuasan psikologis yang dibawa ke pertimbangan. Jika tidak demikia, proedur
tidak boleh dipromosikan.
Pada
konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan pengetahuan dan
kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan privasi, didorong dan
psikologis terganggu dan lumpuh dan tidak bisa memahami dan menyerap
pengetahuan, pasien koma yaitu individu atau klien bunuh diri.
Tujuan
konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari
interaksi manusia, terutama dengan klien, orang lain yang signifikan yang
terdiri dari sistem dukungannya. Keterbatasan khusus untuk ini, adalah ketika
klien tidak memiliki orang lain yang signifikan seperti ditinggalkan anak-anak,
pasien psikiatris yagn tidak mampu berinteraksi, klien tidak responsif seperti
orang tak sadar, fokus disini adalah tidak lagi pasien sendiri tetapi
orang-orang yang terlibat dalam perawatansakit samping tempat tidur klien.
Dalam kasus dimana kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada
pasien mania, ADHD pada anak-anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti
pasien lumpu, teori lavine itu tak dapat berlaku.
3.2.
Kelebihan
dari Teori Lavine
Pada
teori akan terlihat lebih menguntungkan saat dimana keadaan klien mempunyai
partner pengawas non perawat yang turut membantu dalam penjadwalan keperawatan.
Dan perawat yang dapat mengerti keadaan dan integritas klien secara penuh.
Dengan didukung dari klien yang mampu beradaptasi dan melakukan persepsi dengan
normal.
DAFTAR PUSTAKA
Aῆonuevo,
C. A., et al. (2005). Theoretical foundations of nursing. University of the
Philippines Open University: Quezon city, Philippines.
Current
Nursing. (n.d.). Nursing theorities:
Levine’s four conservation principles. Downloaded from,
http://currentnursing.com/nursing_theory/Levin_four_conservation_principles.html at September posted by : haarys
No comments:
Post a Comment